Saat ini pengguna rokok di Indonesia kian meningkat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2008, Indonesia ditetapkan sebagai negara terbesar ke-3 sebagai pengguna rokok. Dilansir dari Bisnis.com diketahui data sebagai berikut :
Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementerian Kesehatan RI menyatakan perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan dari 2007-2013, bahkan cenderung mengalami peningkatan dari 34,2% pada 2007 menjadi 36,2% pada 2013.Dalam riset yang juga telah dipublikasikan dalam Journal of The American Medical Association, Januari 2014 itu, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 12 negara yang menyumbangkan angka sebanyak 40% dari total jumlah perokok dunia.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, presentasenya pun semakin mengkhawatirkan. Dengan peningkatan itu, akan sangat sulit bagi orang Indonesia baik yang perokok maupun yang non perokok untuk menghindari efek maupun rokok itu sendiri.
Berangkat dari permasalahan itu, saya tertarik untuk sedikit ngebahas tentang "rokok" itu sendiri.
Untuk informasi mengenai pengertian rokok, jenis-jenisnya dan kandungan zat dalam rokok bisa langsung dibaca di wikipedia (klik disini)
Rokok mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh manusia, oleh karena itu, untuk membatasi bahaya rokok ini sesungguhnya pemerintah telah melakukan
tindakan. Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 1999 tentang
Penanggulangan Masalah Merokok bagi Kesehatan. Hadirnya aturan ini
mengakibatkan industri-industri rokok di Indonesia mulai dibuat
ketar-ketir. PP ini memerintahkan agar kandungan tar/nikotin pada rokok
dibatasi, maksimum 20 mg untuk tar, dan 1,5 mg untuk nikotin. PP ini
juga melarang total iklan rokok di media massa dan elektronik. PP ini
kemudian dimentahkan dengan PP No.19 Tahun 2003 tentang pengamanan
Rokok Bagi Kesehatan. Saat ini Indonesia mempunyai PP No.109 Tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan.
Baru-baru ini, bahkan Indonesia pun telah membuat peraturan baru untuk mencantumkan gambar seram tentang efek dari merokok disetiap bungkus rokok yang beredar dipasaran untuk mengurangi minat orang-orang untuk membeli rokok. Selain dari itu, muncul pula iklan yang menampilkan seseorang yang menceritakan pengalaman buruknya akibat efek dari merokok. Tapi yang saya lihat, tampaknya gambar dan iklan tersebut masih kurang seram untuk mengurangi niat perokok dalam mengkonsumsi rokok.
Berdasarkan jenisnya, perokok sendiri dibagi menjadi 2, yaitu :
- Perokok aktif : orang yang secara nyata dan langsung menghisap rokok.
- Perokok pasif : orang yang tidak secara nyata menghisap rokok, namun ikut merasakan efek buruk dari rokok itu sendiri karena ikut menghisap asap yang dikeluarkan oleh rokok tersebut.
Jawabannya adalah karena kandungan "nikotin" nya, seperti yang dijelaskan oleh Webkesehatan.com yaitu :
Rokok mengandung nikotin, yang merupakan zat yang sangat adiktif atau bisa menyebabkan ketergantungan.Aku juga punya pengalaman sama rokok. Bohong banget kalo aku bilang "aku ngga pernah ngerokok", hhehe aku suka nyobain semua merek rokok yang tersebar di pasaran saat ini, sekedar iseng dan ingin tahu, itu pun dirumah aja paling, kalo diluar aku ngga pernah, alasan utamanya karena aku pake jilbab kalo keluar rumah, dan rasanya kayak ngga sopan aja. Persoalan kayak gini bisa jadi sensitif banget lho, apalagi kalo menyangkut jilbab dan keimanan, saat ini, kebanyakan orang kan memandang kalo cewek perokok itu agak gimana gitu yahh...apalagi kalo cewek itu berjilbab.
Nikotin mempengaruhi keseimbangan kimia pada otak, khususnya dopamine dan norepinephrine, cairan kimia otak yang mengendalikan rasa bahagia dan rileks. Ketika efek nikotin mulai bekerja, maka level mood dan konsentrasi pun akan berubah. Para perokok merasakan bahwa efek tersebut terasa nikmat dan menyenangkan.
Perubahan tersebut terjadi sangat cepat. Ketika seseorang menghisap rokok, nikotin akan langsung menuju ke otak dimana efeknya akan bekerja. Itulah mengapa perokok sangat menikmati efek dari nikotin dan menjadi ketergantungan terhadap efek tersebut.
Di saat bersamaan, ketika terjadi ketidakseimbangan kimia di otak akibat jumlah dopamin dan norepinephrine yang berlebiham, otak mencoba untuk menyeimbangkannya. Sistem pertahanan otomatis ini akan mengeluarkan semacam kimiawi “anti-nikotin”. Cairan kimia “anti-nikotin” ini membuat seseorang merasa depresi, mood menurun, dan tidak tenang ketika tidak merokok. Keadaan ini menyebabkan seseorang ingin menhisap rokok untuk kembali meningkatkan mood dan menjadi rileks kembali.
Nikotin menciptakan bentuk ketagihan yang kompleks, membuat seseorang ingin terus merokok, bahkan jika orang tersebut telah memilih untuk berhenti merokok. Tingkat ketergantungan terhadap rokok dan nikotin bisa sangat kuat. Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa nikotin bisa lebih adiktif daripada beberapa jenis obat-obatan terlarang.
Tapi alhamdulillah, aku ngga sampe kecanduan atas rokok itu sendiri, mungkin karena intensitasnya yang jaraanggggg banget ngerokok dan sekalinya ngerokok pun ngga akan lebih dari 1 batang (sebatas iseng doang, tapi aku coba untuk ngga merokok lagi). Lagian juga merokok tuh ngga enak lho, rasanya pait, enakan makan coklat atau eskrim. Hhehe dan merokok itu boros.
Seriusan.
Para pecandu rokok yang aku kenal, mereka ngegunain rokok itu kayak semacam ritual desert setiap mereka habis makan. Padahal banyak yang lebih enak dari ngerokok, misalnya aja makanin buah, atau makan coklat dan sebagainya. Terus ada juga yang ngerokok pas udara lagi dingin, mereka bilang merokok bisa bikin mereka lebih anget, apa iya ? Kalo minum kopi anget atau apapun, aku masih ngerti, karena kan ditelen, dan angetnya akan masuk kedalam tubuh, kalo rokok kan asepnya dikeluarin lagi, dan asepnya ngga anget, kok bisa bikin anget ? Terus aku ada kenalan juga orang yang susah konsentrasi kalo ngga ngerokok, ckckck, miris banget aku liatnya, sekali duduk maen game atau ngerjain tugas aja, dia bisa ngabisin banyak batang rokok. Kasian dia.
Sampai saat ini, banyak banget terapi untuk para pecandu rokok supaya mereka bisa lepas dari ketergantungan mereka sama rokok. Tapi menurut saya, sebagus apapun terapinya, kalo si perokok itu ngga niat lepas, ya susah. Papa saya juga dulu perokok berat, sejak nikah sama mama dan aku lahir, dia mulai ngurangin kebiasaan merokoknya karena ngga mau aku ngehirup asap rokok yang bisa berbahaya buat aku, selain itu juga, kondisi ekonomi keluarga lagi sulit banget waktu itu, jadi papa sengaja berhenti dari kecanduannya ngerokok untuk menjauhkan aku dan mama dari asap rokok dan juga untuk berhemat.
Papa ngga ikut terapi-terapi berbayar. Berawal dari niat yang kuat, papa coba berhenti secara total, yang aku lihat, papa ngeganti kebiasaan ngerokoknya dengan kebiasaan baru, yaitu ngegigitin tusuk gigi. Jadi, jam-jamnya ngerokok kayak sehabis makan ataupun lagi mikir, papa ganti kebiasaan ngerokok dengan ngegigitin tusuk gigi. Awal-awalnya susah sih, mama bilang emosi papa jadi lebih ngga stabil, jadi sering marah-marah dan sebagainya, tapi makin kesini, papa makin terbiasa. Dan kayaknya butuh waktu bertahun-tahun sampai papa bisa bener-bener berhenti. Untuk sekarang ini, alhamdulillah sih, papa udah bener-bener terlepas dari kecanduan nikotin, dan setiap medical check up, papa selalu lulus dengan paru-paru dan jantung yang sehat.
Tapi, sekarang papa jadi ngga bisa terlepas dari kecanduannya ngegigitin tusuk gigi. Ngga apa-apa lah, lebih baik kecanduan yang ini, selama harga tusuk gigi masih lebih murah dan lebih sehat daripada rokok, hhaha
Melihat dari pengalaman papa, aku jadi berpendapat, kalo kita akan susah untuk bisa terlepas dari rokok kalo kita udah kecanduan. Papa aja butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa terlepas dan terbiasa untuk hidup tanpa rokok. Tapi kalo niatnya udah kuat, insyaallah pasti bisa kok.
Aku bersyukur banget, keisengan aku ngga berujung ke kecanduan aku sama rokok itu sendiri. Ngga kebayang deh kalo sampe kecanduan, ngebaca tentang efek buruk rokok buat kesehatannya aja udah ngeri banget. Kayaknya mulai dari sekarang aku harus bener-bener menjauh dari rokok. Jangan pernah ngerokok lagi !!
Aku salut banget sama orang-orang dewasa yang ngga pernah ngerokok, apapun alasannya. Soalnya, biasanya awal mula kecanduan ngerokok itu kan dari rasa penasaran dan iseng. Jadi salut aja buat mereka yang bisa neken rasa penasarannya itu dalem-dalem. Kerennn.
Apa aku nyesel karena udah pernah ngerokok ?
Hmmm...engga juga. Hhaha
Buat aku itu pengalaman menarik, dan meskipun itu menarik, aku ngga akan pernah ngelakuin itu lagi. Apalagi sekarang aku udah semakin tahu tentang efek buruk yang bisa rokok timbulkan buat kesehatan aku.
Dan untuk para perokok di luar sana. Aku yakin sebagian besar dari mereka juga pasti udah tau tentang efek buruk dari merokok itu sendiri, dan saat seseorang udah tau tentang bahayanya merokok tapi dia masih tetap merokok (tanpa berusaha untuk berhenti), itu artinya dia udah siap dengan segala resiko yang bisa terjadi nanti, dan saat itu terjadi, apa yang mau disesali ? Kan udah tau bakalan kayak gitu. Hhehe
Kadang suka sebel juga sih, meskipun kita ngga ngerokok, tapi banyak orang disekitar kita yang ngerokok, otomatis kan kita ngehirup asapnya juga, padahal niatnya mau ngejaga kesehatan. Kalo aku pribadi, aku suka negur, kalo engga aku langsung nyelonong pergi aja, atau ngehindar dari asapnya, kalo orang yang ngerti, dia pasti langsung matiin rokoknya atau pindah ke tempat lain supaya asapnya ngga kena kita, tapi banyak juga orang yang ngga ngerti, rasanya ingin aku jitak.
Kesimpulannya...
(apa ya ?)
Aduh, sebenernya aku bikin tulisan kayak gini buat aku sendiri sih, iseng aja biar hari ini seenggaknya bisa nyumbangin 1 tulisan di blog, sekalian nyari dan bagiin ilmu. Aku sengaja ngumpulin data dan fakta-fakta seputar merokok supaya aku lebih tau tentang merokok itu sendiri, bahayanya apa dan sebagainya. Aku berniat untuk bener-bener berhenti dan ngga pernah nyoba-nyoba lagi, dan kali aja dengan bikin tulisan ini, ada orang lain semacam aku yang baca, dan seenggaknya bisa punya niat yang sama kayak aku. (kali aja kan, siapa tau)
Sumber :
http://m.bisnis.com/lifestyle/read/20140601/220/232021/jumlah-perokok-terus-meningkat-indonesia-tertinggi-kedua-di-dunia
http://carakata.org/tag/pengertian-merokok/
http://politik.kompasiana.com/2013/05/23/dilema-kebijakan-tentang-rokok-562566.html
Sumber :
http://m.bisnis.com/lifestyle/read/20140601/220/232021/jumlah-perokok-terus-meningkat-indonesia-tertinggi-kedua-di-dunia
http://carakata.org/tag/pengertian-merokok/
http://politik.kompasiana.com/2013/05/23/dilema-kebijakan-tentang-rokok-562566.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar